Tips for heathy life

Tips for heathy life

Minggu, 23 Februari 2014

Kebiasaanmu, menolongku...

Saya mempunyai beberapa teman yang memiliki kebiasaan bergunjing. Entah apa saja bisa dijadikan gunjingan oleh mereka. Bahkan hal sepele sekalipun. Mulai dari kebiasaan saya terlalu sibuk dengan dunia saya sendiri sampai masalah hal yang gak penting sekalipun. Mungkin mereka cocoknya menjadi presenter infotainment ya, cucok bo! Asli udah mirip deh cara bicaranya.

Terkadang saya sampai heran. Apa tidak ada hal lain yang bisa dibicarakan selain mengkritik orang lain dan mencemooh orang lain? Ya, mana saya tahu. Bukan urusan saya tentunya. Saya tentunya malas jika harus berkumpul dengan teman seperti itu. Bukan pahala yang nantinya saya dapat. Malah dosa deh.

Saya percaya setiap orang pasti punya concern tersendiri terhadap sesuatu. Tapi semoga concern mereka tidak hanya pada keburukan orang lain tetapi lebih kepada simpati terhadap sesama. Di sadari atau tidak, apa yang mereka lakukan adalah salah satu bentuk bullying terhadap rekan kerjanya sendiri. Ah, saya tak mau berkomentar banyak tapi semoga apa yang mereka lakukan terhadap saya saat ini tidak menimpa anak-anak mereka suatu saat nanti. Saya yakin siapa yang menanam benih pasti akan menuai.

Saya juga pernah dengar bahwa doa orang-orang teraniaya pasti terkabul. Mudah-mudahan kebiasaanmu, menolongku untuk mempermudah doaku dikabulkan oleh Allah. Aamiin. Semoga.

Yang dekat jadi musuh, yang jauh jadi saudara

Terkadang saya merasa melakukan kesalahan juga karena orang-orang yang setiap hari saya temuin selama 8 jam lebih sehari malah banyak yang seakan-akan menjadi musuh. Sedangkan, teman yang saya temui seminggu sekali atau setahun sekali bahkan seperti saudara. Saya tak hendak menyalahkan siapapun. Saya juga tak ingin menjadikan siapapun bersalah. Tapi hidup adalah kenikmatan. Jika kita berada di suatu tempat dan kita merasa tidak nyaman tentunya akan tidak nikmat karunia Allah yang indah ini.

Jika saya berkaca pada diri sendiri. Mungkin saya yang tidak mau bergaul, kuper, gak update seperti kata temen-temen saya. Tapi tak bolehkan seseorang tak selalu mengikuti pergaulan yang ada? Ah saya tak ingin membela diri juga. Hanya mungkin saya lebih enjoy ke teman-teman kereta yang peduli dan ramah kepada saya tanpa memandang bacground saya dari mana. Begitu pula rekan-rekan kampus saya yang baik.

Lain kali saya akan cerita satu persatu teman-teman saya yang baik di kampus dan di kereta. Saya juga akan bercerita tentang teman saya di kantor yang baik sekali kepada saya.

Gadis penuh semangat...

Wajahnya selalu berseri-seri saat melihat saya datang. Terkadang, penuh dengan tumpukan warna merah kesal karena terlalu lama menunggu. Dia selalu tampil girly dan casual. Ciri khas celana ketat, jaket, tas wanita, kaos kaki, dan kaos tangan yang selalu melekat padanya ketika tiba di kampus. Saya benar-benar tidak tahu apa yang membuatnya begitu bersemangat setiap harinya. Namanya Erna Vidiasari. Gadis yang entah kenapa mau berteman denganku. Ia amat baik. Selalu membawakan kami nasi gudeg yang dibawakan oleh neneknya.
Erna berasal dari klaten. Salah satu daerah di Jawa Tengah. Meskipun klaten merupaka kota kecil namun temanku ini termasuk gadis yang gaul. Penampilannya oke punya. Tak usah dibandingkan dengan saya ya haha...Rumah Erna dekat dengan pabrik gula, Gondang. Di Yogya, ia tinggal di rumah kakek neneknya.

Kamis, 20 Februari 2014

Ribetnya jual beli rumah second di Jakarta

Anda pasti bertanya-tanya kenapa saya membuat judul tersebut?
Judul itu didasari dari pengalaman saya dalam membeli rumah second di Jakarta namun rumah tersebut masih ditempati pemiliknya sehingga dalam proses transaksi jual beli tidak ada rasa percaya satu sama lain antara penjual dan pembeli. Awal rasa tak percaya dimulai dari pemilik rumah yang di awal berjanji akan membayar pajak penjualan rumah kemudian di akhir mengelak dan mengatakan tidak pernah berjanji seperti itu. Jujur hal tersebut membuat saya sebagai pembeli kecewa berat.
Saya sempat stress selama seminggu tidak bisa tidur karena memikirkan pinjaman yang akan kami ajukan pastinya akan bertambah banyak. Setelah berkonsultasi dengan pihak pemberi pinjaman dan suami, akhirnya kami memutuskan untuk tetap membeli rumah tersebut.
Pemilik rumah yang akan kami beli tidak mau menyerahkan sertifikat asli rumah tersebut untuk dicek apakah sertifikat tersebut asli atau tidak. Padahal aturan dari notaris bahwa pengecekan sertifikat baru bisa dilakukan jika ada sertifikat asli. Tentu hal itu membuatku makin kesal dengan pemilik rumah yang akan kami beli.

Pasar Senen, surganya barang murah

Hari ini saya berniat membeli masker kain murah meriah hanya 5000 di pasar senen. Dan niat saya terlaksana dengan baik karena saya memang tidak ada kegiatan khusus di kantor hari ini. Berbekal payung, saya pun berangkat ke Pasar Senen dengan jalan kaki. Dahulu, saya malas jalan dari kantor ke Pasar Senen sendirian karena merasa jauh sekali. Namun, setelah tiap jumat saya jalan kaki ke terminal Senen saat akan berangkat ke Stasiun Senen, saya pun jadi terbiasa berjalan kaki. Alhamdulillah ada kemajuan. Saya sudah tidak ada rasa berat saat berjalan kaki.
Dengan niat awal membeli masker, namun di jalan saya melihat ada penjual payung dan mantel/jas hujan dari plastik. Wah kebetulan sekali pikir saya. Tadi pagi saat saya hendak berangkat nebeng mbak kost yang baik hati. Mbak kost saya yang bernama Yani, bilang pengen sekali membeli jas hujan plastik yang tipis untuk calon suaminya saat melihat saya memakai jas hujan plastik yang sangat tipis. Saya berjanji kepadanya untuk menanyakan jas hujan yang pakai dibeli dimana ke suami saya. Ya karena itu, terus saya tanya-tanya ke penjualnya dan ternyata harganya murah sekali. Harga jas hujan plastik yang sangat tipis dihargai dengan harga 5000 rupiah saja sedangkan jas hujan plastik yang lebih tebal dihargai 7500/buah jika kita membeli 2 buah. Yup. Tanpa pikir panjang, saya langsung memilih dan membeli jas hujan tersebut.
Lalu, bergegas mencari penjual masker kain yang biasanya dijual dengan harga 5000 rupiah. Saya cari-cari dan akhirnya menemukannya. Sebelum saya memilih, saya tawar lebih dulu. Saya minta 5 masker dihargai 4000/buah dan sayapun membeli 5 masker dengan harga total 20ribu. Alhamdulillah.
Begitulah saya menggambarkan pasar senen, surga barang murah. Jika saya membeli masker seperti itu di supermarket mungkin sudah dihargai minimal dengan harga 7000. Begitu pula dengan jas hujan plastik. Jika saya membeli di supermarket, tentu harganya berbeda dengan kualitas barang yang sama.
Dengan hati senang dan bahagia, saya pun kembali ke kantor dengan berjalan kaki. Rencananya masker yang saya beli akan saya berikan untuk kakak ipar dan mertua saya di Jogja yang masih diselimuti abu dari Gunung Kelud. Untuk bapak dan adik saya, sudah saya belikan sebelumnya.
Fotonya akan saya upload kemudian.

Rabu, 19 Februari 2014

Jenuh bekerja?

Jenuh bekerja.
Itulah yang aku rasakan sekarang ini. Kegiatan yang monoton setiap hari dan tak ada kegiatan selain di kantor selama di Jakarta membuatku cepat sekali merasa jenuh. Pengen libur seminggu. Atau malah sebulan haha...aku pengen mengulang lagi masa-masa kuliah yang indah bersama teman-teman yang membahagiakan. Jalan-jalan keliling yogya dan sekitarnya. Wow, keren banget kalo itu bisa terjadi lagi.
Pengen lagi deh ke Pantai Sundak. Dulu kesana sama sahabat saya, Erna. Kakak saya, Mas Gigih dan teman saya, Fai.


Begitu indah pemandangan disana. Aku hanya berani berenang ketepian saja. Mana berani aku jauh-jauh. Berenang saja tak bisa haha...Aku mau upload fotoku bersama erna tapi malu aaaahhh sama anak haha...

Teman saya yang 'alim'

Secara harafiahnya sih menurutku, setiap manusia pasti membicarakan orang lain entah kebaikan atau keburukan orang lain. Nah yang aku mau bahas di sini, apakah memang setiap orang suka banget ngomongin orang lain?
Well, saya punya teman tapi saya gak perlu nyebut nama. Teman saya ini sih ngakunya gak suka ngomongin orang. Awalnya saya dekat dengan dia karena punya kesamaan yaitu malas membicarakan orang lain. Tapi lama kelamaan saya jadi malas dengan teman saya yang 'alim' ini karena lain di mulut lain di hati. Yah, namanya juga manusia ya, pasti punya kesalahan. Tapi bukan berarti mengumbar aib orang lain. Itulah yang dilakukan teman saya yang 'alim' tersebut. Adapun aib yang diubar juga aib teman dekatnya yang selama ini mempercayainya sepenuh hati. Aduh, kesel banget hatiku dengernya. Aku ngerasa kasian sama temen yang udah terlalu percaya sama dia. Apapun itu aku sebenernya gak mau juga sih ikut campur, cuma makin sering denger temen saya yang 'alim' itu membicarakan aku dan temanku itu, makin panas juga hati dan telingaku.

Ah, biarlah. Semoga Allah memaafkan dosa-dosamu karena sudah membicarakan aku di belakangku dan mengubar aibku. Dear, 'teman yang tadinya mau aku jadikan sahabat'.

Horeeee....Alhamdulillah...ada yang naik pangkat :)

Yeay!

Alhamdulillah ya Allah setelah hampir 4 tahun kerja akhirnya suamiku naik pangkat juga dari IIc ke IId. Memang tidak berpengaruh banyak pada nomimal gaji cuma aku seneng banget karena akhirnya orang yang selama ini aku tunggu-tunggu untuk naik pangkat, beneran naik pangkat bulan oktober 2013. Dan berita itupun baru aku ketahui setelah suami mengikuti update knowledge dari kantor.
Padahal awalnya aku stress berat mikirin jenjang karir suami yang 'stuck' di IIc. Betapa gemesnya aku melihat suami yang jarang di rumah demi pekerjaannya tetapi karir gak naik-naik aaarggghhh...rasanya emosi jiwa aku hwaaaaaaaaaaaaaa...But, tadi malam sewaktu ngobrol santai sama si suami, suami bilang kabar menggembirakan tersebut. Tentu membuat hati girang tak karuan. Subhanallah ya abi, akhirnya bisa naik golongan dengan bersusah-susah mengais rejeki dari ngumpulin angka kredit.

Dan,
Yang paling menggembirakan adalah suami kurang 2 AK(angka kredit) aja untuk memenuhi kenaikan pangkat ke IIIa. Subhanallah banget ya Allah...Kalau suami bisa naik pangkat dari IId ke IIIa tanpa kuliah sarjana itu sungguh rejeki menurutku karena biasanya pengalaman senior untuk mendongkrak agar lekas naik pangkat ke IIIa, senior-senior biasanya melanjutkan kuliah ke jenjang sarjana. Wah aku bener-bener gak sabar nunggu suami naik jadi golongan IIIa. Betapa bangganya aku memilikimu sayang...Perjuanganmu dan pengabdianmu pada negara perlahan-lahan akan terbayarkan. Dan istrimu yang sering mengeluh ini akan berhenti mengumpat kesana kesini saat hari-harimu engkau habiskan untuk melayani masyarakat yang sedang dilanda bencana gunung api.

Salam sayang selalu, Istrimu.

Senin, 10 Februari 2014

After 5 years...

Well, setelah 5 tahun men-diam-kan blog ini tanpa sedikitpun memperbaikinya. Kini saya merasa perlu meneruskan apa yang sudah saya telantarkan selama ini haha...Empat tahun yang saya lalui benar-benar sebuah perjalanan yang tidak mungkin lepas dari ingatan.
Kita mulai ceritanya.
Di akhir bulan Oktober saya lulus sarjana dengan masa studi 3 tahun. Wow! keren ya? haha...sebenernya bukan saya saja yang lulus kala ini. Ada 6 orang dari kelas saya dan 5 orang dari kelas yang lain. Kemudian di awal 2010 saya melanjutkan kuliah program master di kampus saya, STMIK Amikom Yogyakarta. Namun hanya berlangsung 2 semester saja karena saya keburu diterima bekerja di salah satu kementerian dan ditempatkan di Jakarta.
Jakarta.
Ya, ditempat inilah saya selama 3 tahun seakan membeku atau bahkan kini menguap. Entah kemana saya yang dulu. Saya terpaku pada suatu pola yang saya sendiri tidak bisa masuk ke dalamnya. Mungkin karena saya terlalu menutup diri. Atau karena rasa takut akan jeratan korupsi itu sendiri sehingga saya memilih untuk menghindar. Selain itu, sebulan sebelum saya bekerja, ibu saya divonis kanker akut. Ya, setelah 10 tahun lebih penyakit kejam itu diam dan tak berkutik. Namun, di akhir tahun penyakit itu mulai mengerogoti tubuh ibu. Pelan-pelan, namun pasti sehingga membuat saya stress. Saya sangat mencintai ibu saya. Bahkan saat di kantorpun saya selalu memikirkan ibu saya. Berpikir keras agar bisa pindah ke Yogya namun selalu tak menemui jalan keluar.
Mungkin ceritanya saya lanjutkan besok lagi :)